Laman

Begitu Besar Cinta Rasul Kepada Kita



Langsung cekidot yah sahabat, penting banget buat kita yang telah lupa sama rasul...

marilah sejenak kita simak, cinta rasul yang begitu besar kepada kita, kepada umat manusia...




Rindu kami padamu ya rasul
rindu tiada terperi
berabad jarak darimu ya rasul
seakan dikau disini
cinta ikhlasmu pada manusia bagaikan cahaya surga
dapatkah kami membalas cintamu secara bersahaja


Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasan allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua petuah kepada kalian, al-quran dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintaiku, dan kelak orang yang mencintaiku akan bersama-sama masuk surga bersamaku."

Khutbah singkat tersebut diakhiri dengan pandangan mata rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu per satu. saat itu, seluruh sahabat yang hadir disana menahan detik-detik berlalu. Matahari kian meninggi, Di dalamnya rasulullah sedang terbaring lemah dengan kening berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seseorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah, dan masuk lagi kedalam rumah untuk menemani ayahnya. "Siapakah itu, wahai putriku?", kata rasul...
"Aku tak kenal, ayah, sepertinya baru kali ini aku melihatnya". Lalu rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. "Ketahuliah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan kita didunia, dialah malaikat maut"' kata rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tetapi rasulullah menanyakan kenapa jibril tidak ikut menyertainya. Kemudian dipanggilah jibril yang sebelumnya sudah bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan allah?" tanya rasulullah dengan suara yang amat lemah

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu, "Kata jibril. Tetapi itu ternyata tidak membuat rasulullah lega, matanya masih penuh dengan kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya jibril lagi

"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai rasulullah, aku pernah mendengar allah berfirman kepadaku:'kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat muhammad telah berada didalamnya,'" kata jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya izrail melakukan tugas. Perlahan ruh rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "jibril, betapa sakit sakaratul maut ini, " lirih rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali disampingnya menunduk kiam dalam dan jibril membuang muka

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu, jibril?" tanya rasulullah kepada malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang tega, melihat kekasih allah direnggut ajal," kata jibril

Sebentar kemudian terdengar rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi.

"Ya allah, dhasyat benar maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan kepada umatku." Badan rasulullah mulai dingin, kaki dan badannya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya, "Peliharalah shalatmu dan santuni orang-orang lemah diantaramu."

Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummati, ummati, ummati" dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu.


Sahabat-sahabatku, siapa yang disapa lembut rasulullah kepada detik-detik akhir hayatnya? 'Umatku, umatku ... " Inilah nabi yang membasahi janggutnya dengan air mata karena memikirkan derita umat sepeninggalannya.

Begitu besar cinta rasul kepada umatnya, begitu dalam kasih sayang beliau kepada kita semua. Kini, mampukah kita membalas cinta sucinya???



Sekian dari ane Sahabat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar